Jumat, 14 Oktober 2011

Upaya Peningkatan Mutu Produksi Karet Alam

Upaya Peningkatan Mutu Produksi Karet Alam





Masalah utama yang terjadi dalam pengolahan karet, adalah mutu bokar (bahan olahan karet) yang rendah dan bau busuk yang menyengat sejak dari kebun hingga ke pabrik.

Rendahnya mutu bokar ini diakibatkan petani karet menggunakan bahan penggumpal (koagulan) lateks yang kurang baik, serta kebiasaan merendam bokar di dalam kolam/sungai selama 7-14 hari. Hal ini memicu berkembangnya bakteri perusak antioksidan alami di dalam bokar, sehingga nilai plastisitas awal (Po) dan plastisitas setelah dipanaskan selama 30 menit pada suhu 140 °C mengakibatkan (Pri) menjadi rendah.

Bau busuk menyengat terjadi juga disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pembusuk yang melakukan biodegradasi protein di dalam bokar menjadi amonia dan sulfida (akibat dari pemakaian beberapa jenis bahan kimia sintesis sebagai penggumpal/kogulan getah /lateks).

Praktek “jual cepat” hasil karet yang telah digumpalkan (Lump, Slab dll) antara petani kepada pengumpul (pemajak/toke, pengepul) sering sekali dirasa merugikan, khususnya di tingkat petani. Pemotongan persentase dan kuantitas (timbangan) degan alasan banyaknya kandungan air dan lain-lain sering kali terjadi. Hal inilah yang sering memicu terjadinya kecurangan perdagangan karet di tingkat bawah yang berujung pada rendahnya perhatian terhadap mutu karet tersebut.

Bahkan ada juga di sebahagian tempat yang mencoba menambahkan air/mengecor (menggunakan “pupuk” atau bahan kimia yang mampu mengikat air pada proses pembekuan getah karet), mengisi Slab atau bak-bakan dengan “sampah tatal” atau kontaminan lain, dimana hal ini dimaksudkan agar saat ditimbang getah karet beku terkesan berat.

Sumber : http://marimajusahabat.wordpress.com/2010/10/10/upaya-peningkatan-mutu-produksi-karet-alam/

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More