Kesepakatan Tiga Negara Produsen Karet Harus Dipertahankan
Kesepakatan tiga negara produsen karet utama dunia yaitu Indonesia, Thailand dan Malaysia untuk menjaga pasokan karet dunia harus tetap dipertahankan. Harga karet dunia yang sekarang menembus USD 4/kg tidak datang begitu saja tetapi hasil keaktifan Indonesia selama bertahun-tahun dalam berbagai forum internasional sehingga bisa dibentuk konsorsium tiga negara produsen yang mengatur pasokan agar dunia tidak kebanjiran karet. Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Pertanian menyatakan hal ini pada Lokakarya Nasional Karet yang diselenggarakan oleh Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan (FP2SB).
Hal yang penting di industri karet sekarang ini adalah manajemen pasokan. Melalui konsorsium tiga negara maka tiga produsen besar bersatu mengatur pasokan. Lawan dari tiga negara ini juga di dunia ada tiga besar konsumen yaitu Goodyear, Bridgestones dan Dunlop. Sekitar 80% karet alam dunia dibeli pabrik ban sisanya baru dibeli pabrik kondom, benang karet, matras dan lain-lain. Tiga produsen harus bersatu sebab karet alam sangat dibutuhkan oleh pabrik ban dan posisinya tidak bisa digantikan karet sintetis.
Manajemen pasokan seperti sekarang ini sangat penting. Penyakit sebagai produsen terbesar adalah menjadi tidak kompak. Kalau hal ini terjadi maka kondisi ini bisa berbahaya. “Saya minta pada GAPKINDO supaya masalah pasokan ini benar-benar dijaga dengan mengikuti kesepakatan tiga negara. Jangan gara-gara harga sedang bagus maka pasar di pasok secara besar-besaran” katanya.
Dari tiga produsen karet dunia, leadernya adalah Indonesia. Jika pasokan rendah maka indonesialah yang paling punya prospek menambah pasokan. Saat ini semua negara memperhatikan program peremajaan karet Indonesia. Kalau berhasil maka banyak negara produsen lain pasti akan kalah. Sambil berjalan perlu mencari cara lain yang lebih baik.
Indonesia sebagai pemilik lahan perkebunan karet terbesar tantangan utamanya sekarang adalah meningkatkan produktivitas. Produktivitas yang sekarang hanya 500-600 kg/ha harus ditingkatkan lagi menjadi 1 ton/ha. “Sayang kalau kita hanya jadi pemilik kebun terluas tetapi bukan penghasil karet terbesar” katanya.Sumber : http://mediaperkebunan.net/index.php?option=com_content&view=article&id=14:produsen-karet&catid=2:komoditi&Itemid=2
0 komentar:
Posting Komentar