KAJIAN MODEL DIFUSI INOVASI TEKNOLOGI
PENYADAPAN KARET PADA MUSIM HUJAN UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI LATEKS DI
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Budidaya karet alam Havea brasiliensis merupakan salah
satu sumber perekonomian pedesaan, permintaan dan kegunaannya cendrung
meningkat, sehingga memiliki prospek yang cerah dikembangkan. Oleh sebab
itu upaya peningkatan produksi usaha tani karet yakni lateks terus
dilaksanakan.
Lateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet, harus memiliki kualitas yang baik dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: faktor klon, iklim, alat-alat dan bahan-bahan kimia yang digunakan, pengangkutan, serta managemen. Di Provinsi Kepulauan Riau, komoditi karet dari sektor perkebunan merupakan komoditas yang berpotensi dikembangkan dengan luas lahan tanaman menghasilkan 34.891 ha, umumnya adalah kebun karet rakyat.
Hasil pengamatan di lapangan bahwa kebun karet rakyat dihadapkan pada produktivitas lateks relative masih rendah (< 600 kg/ha/tahun), khususnya dimusim hujan. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut akan dilakukan Kajian Model Difusi Inovasi Teknologi Penyadapan Karet di Musim Hujan untuk Peningkatan Produksi Lateks di Provinsi Kepulauan Riau. Diperkirakan melalui inovasi teknologi stimulan gas Ethyline/Gas Hevea3 dan inovasi teknologi stimulan bawang merah dapat meningkatkan produksi lateks.
Lokasi kegiatan akan dilakukan di Kabupaten Karimun di lahan petani pada bulan Februari – September 2012. Sampel tanaman karet berumur > 15 tahun dengan jumlah pohon per model dan jumlah petani kooperator ditentukan secara pourposive random sampling.
Rencana petani kooperator berjumlah 3 kelompok (model petani, model stimulant gas ethylene dan model stimulan bawang merah). Terhadap lateks yang dihasilkan akan dilakukan analisa kandungan lateks segar dan lateks kering (kandungan karet, Resin, Protein, abu, zat gula dan air).
Pengamatan produksi lateks pada saat curah dan hari hujan tinggi dan rendah diukur berat lateks/pohon/panen pada setiap model yang diamati. Data- data yang terkumpul direkapitulasi dan diolah secara sederhana dengan menggunakan worksheet MS-Excel dan disajikan dalam bentuk gambar atau grafik dan data ekonomi untuk setiap model yang dikaji diananlisis secara farsial. Diharapkan melalui kajian ini diperoleh satu model inovasi teknologi peningkatan produksi lateks pada musim hujan dengan produktivitas lateks >800 kg /ha/tahun yang lebih responsive.
Lateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet, harus memiliki kualitas yang baik dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: faktor klon, iklim, alat-alat dan bahan-bahan kimia yang digunakan, pengangkutan, serta managemen. Di Provinsi Kepulauan Riau, komoditi karet dari sektor perkebunan merupakan komoditas yang berpotensi dikembangkan dengan luas lahan tanaman menghasilkan 34.891 ha, umumnya adalah kebun karet rakyat.
Hasil pengamatan di lapangan bahwa kebun karet rakyat dihadapkan pada produktivitas lateks relative masih rendah (< 600 kg/ha/tahun), khususnya dimusim hujan. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut akan dilakukan Kajian Model Difusi Inovasi Teknologi Penyadapan Karet di Musim Hujan untuk Peningkatan Produksi Lateks di Provinsi Kepulauan Riau. Diperkirakan melalui inovasi teknologi stimulan gas Ethyline/Gas Hevea3 dan inovasi teknologi stimulan bawang merah dapat meningkatkan produksi lateks.
Lokasi kegiatan akan dilakukan di Kabupaten Karimun di lahan petani pada bulan Februari – September 2012. Sampel tanaman karet berumur > 15 tahun dengan jumlah pohon per model dan jumlah petani kooperator ditentukan secara pourposive random sampling.
Rencana petani kooperator berjumlah 3 kelompok (model petani, model stimulant gas ethylene dan model stimulan bawang merah). Terhadap lateks yang dihasilkan akan dilakukan analisa kandungan lateks segar dan lateks kering (kandungan karet, Resin, Protein, abu, zat gula dan air).
Pengamatan produksi lateks pada saat curah dan hari hujan tinggi dan rendah diukur berat lateks/pohon/panen pada setiap model yang diamati. Data- data yang terkumpul direkapitulasi dan diolah secara sederhana dengan menggunakan worksheet MS-Excel dan disajikan dalam bentuk gambar atau grafik dan data ekonomi untuk setiap model yang dikaji diananlisis secara farsial. Diharapkan melalui kajian ini diperoleh satu model inovasi teknologi peningkatan produksi lateks pada musim hujan dengan produktivitas lateks >800 kg /ha/tahun yang lebih responsive.
Ir. Dorlan Sipahutar, MP
Sumber : http://pkpp.ristek.go.id/index.php/penelitian/detail/762
0 komentar:
Posting Komentar